Comments

  • Headline News

    Diberdayakan oleh Blogger.

    Subscribe

    Flickr Images

    Like us on Facebook

    Jumat, 09 September 2016

    Jembatan dan Rumah Sakit Untuk Siapa ?


    Gambar diambl dari atas jembatan
    Aku sebagai orang yang suka main. Diajak orang main kemana saja langsung acc. Bangun tidur diajak jalan langsung berangkat. Tanpa pikir panjang langsung cuss. Dari teman sampai om yang mengajak jalan aku terima semua tawarannya. Ada kala aku diajak ikut om untuk mengawasi salah satu pembangunan jembatan di salah satu kabupaten di Kalimantan. Di daerah yang sedang ada proyek tersebut, kondisi masyarakatnya masih unik. Hidup di pinggiran sungai yang lebar. masyarakat masih menggunakan Jukung (perahu) untuk kegiatan sehari hari. Seperti membawa barang dan menangkap ikan. Sungai juga digunakan untuk aktivitas mencuci dan mandi. Masih banyak jamban yang menyatu dengan rumah. Jalanan menuju ke jembatan tersebut kiri kanan nya adalah rawa yang juga sekaligus berdiri rumah penduduk. Karena ada rumah penduduk diatas rawa, masyarakat bisa memancing di pekarangan rumah. Masyarakat sangat senang adanya proyek itu, karena menggantikan jembatan yang kondisinya memprihatinkan. Pembangunan jembatan baru ini sudah mencapai tahap akhir (finishing). Namun, saat aku melihat kondisi jembatan baru, aku terkejut waaah. Jembatan memiliki beberapa retakan, jalan yang tidak mulus, bahkan bentuk jembatan menurut aku aneh  hehe. Saat aku menanyakan perihal ini kepada om. Dia menjawab ini adalah hal kewajaran dalam hal pembangunan. Pemborong yang sudah dibancak sana sini, oleh oknum pemerintah. Dan pemborong atau kontraktor yang harus juga memikirkan keuntungan dari pembangunan itu, untuk memutar roda perusahaan. Senangnya masyarakat dengan pembangunan jembatan tersebut, tidak diiringi dengan orang luar yang memiliki kemampuan untuk membangun jembatan sesuai standar. Orang luar yang dimaksud disini adalah pemerintah yang menjadi inisiator proyek.
    Perjalanan dilain waktu dan dilain tempat juga memberikan pengalaman ya bisa dikatakan wagu (aneh). Perjalanan ini membawa aku ke salah satu proyek pembangunan rumah sakit di salah satu kota yang menjadi pusat pemerintahan di Kalimantan. Rumah sakit ini belum beroperasi dan akan dijadikan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah). Pembangunan RS ini sudah mencapai ¾ tahapan. Yang aku lihat dari proyek RS masih banyak kekurangan. Ada pembangunan sekat ruangan yang sembarangan. Bahkan, dari pinggir jalan besar bisa dilihat retakan yang ada di gedung. Dan pembangunan plavon yang tidak rata. Pembangunan ini dilakukan bertahap. Dan setiap tahapnya, kontraktor dan konsultan pengawas untuk membangun berbeda beda. Sialnya untuk kontraktor yang mendapat pembangunan di tahap akhir. Karena mereka akan menerima kesulitan kesulitan teknis menyelesaikan bangunan akibat kesembronoan kontraktor di tahap sebelumnya. Belum lagi kontraktor ini harus menuruti permintaan yang beragam dari pihak pemerintah.
     Pengalaman ini mengingatkan aku dengan novel Ahmad Tohari yang berjudul Orang – Orang Proyek. Buku itu menceritakan seorang yang dulunya aktivis mahasiswa setelah lulus menjadi insinyur. Ia bernama Kabul. Insinyur kabul yang mempunyai idealisme saat dia menjadi mahasiswa harus berbenturan dengan realita pembangunan di masyarakat yang menjadi ajang bancakan semua pihak yang dilibatkan dalam pembangunan. Sebuah pembangunan jembatan di desa yang telah lama terputus menjadi proyek Insinyur Kabul. Di pembangunan tersebut, bahan bangunan yang digunakan dikurangi kualitasnya, kendaraan dan fasilitas proyek digunakan untuk kampanye salah satu parpol, hingga peresmian jembatan harus dipercepat agar sesuai dengan perayaan ulang tahun parpol walaupun dalam aspek teknis beton jembatan belum siap untuk dilalui. Dan pada akhirnya daripada Insinyur Kabul terus mendiamkan dan mengorbankan mutu jembatan, Ia pun keluar dari proyek tersebut. Sekian J .

    Okey saat nya closing statemen ehehe. Apabila mutu kualitas bangunan dikurangin sejengkal saja, apa bedanya mengubah hanya satu huruf dari kata pemborong menjadi pembohong.
    (Ah maafkan, Foto Jembatan dan Rumah Sakit Ilang Arrgghh)
    Next
    This is the most recent post.
    Posting Lama
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Posting Komentar

    berpendapat adalah bagian dari kebebasan

    Item Reviewed: Jembatan dan Rumah Sakit Untuk Siapa ? Rating: 5 Reviewed By: Unknown
    Scroll to Top